LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN
PADA PASIEN DENGAN PERILAKU KEKERASAN
Disusun oleh :
Ricky Priyatmoko
P 17420110025
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN SEMARANG
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2012
LAPORAN PENDAHULUAN
PERILAKU KEKERASAN
A. Pengertian
Perilaku
kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yang tidak konstruktif. (Stuart dan Sundeen, 1995)
Perilaku
kekerasan/amuk dapat disebabkan karena frustasi, takut, manipulasi atau
intimidasi. Perilaku kekerasan merupakan hasil konflik emosional yang belum
dapat diselesaikan. Perilaku kekerasan juga menggambarkan rasa tidak aman,
kebutuhan akan perhatian dan ketergantungan pada orang lain.
B. Gejala klinis
Gejala
klinis yang ditemukan pada klien dengan perilaku kekerasan didapatkan melalui
pengkajian meliputi : muka merah, pandangan tajam, otot tegang, nada suara
tinggi, berdebat dan sering pula tampak klien memaksakan kehendak: merampas
makanan, memukul jika tidak senang. ( Budiana Keliat, 2004)
a.
Penyebab
Untuk menegaskan
keterangan diatas, pada klien gangguan jiwa, perilaku kekerasan bisa disebabkan
adanya gangguan harga diri: harga diri rendah. Harga diri adalah penilaian
individu tentang pencapaian diri dengan menganalisa seberapa jauh perilaku
sesuai dengan ideal diri. Dimana gangguan harga diri dapat digambarkan sebagai
perasaan negatif terhadap diri sendiri, hilang kepercayaan diri, merasa gagal
mencapai keinginan.
b.
Gejala
Klinis
§
Perasaan malu terhadap diri sendiri akibat
penyakit dan tindakan terhadap penyakit (rambut botak karena terapi)
§
Rasa bersalah terhadap diri sendiri
(mengkritik/menyalahkan diri sendiri)
§
Gangguan hubungan sosial (menarik diri)
§
Percaya diri kurang (sukar mengambil
keputusan)
§
Mencederai diri (akibat dari harga diri yang
rendah disertai harapan yang suram, mungkin klien akan mengakiri kehidupannya.
( Budiana Keliat, 1999)
c.
Akibat
Klien
dengan perilaku kekerasan dapat melakukan tindakan-tindakan berbahaya bagi
dirinya, orang lain maupun lingkungannya, seperti menyerang orang lain,
memecahkan perabot, membakar rumah dll.
C. 1.
Pohon Masalah
Resiko mencederai
diri, orang lain dan lingkungan
|
Core Problem
Gangguan
Harga Diri : Harga Diri Rendah
2.
Masalah Keperawatan dan
data yang perlu dikaji
a.
Masalah keperawatan:
1). Resiko mencederai diri,
orang lain dan lingkungan
2). Perilaku kekerasan / amuk
3). Gangguan harga diri :
harga diri rendah
b. Data yang perlu dikaji:
1.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan
1).
Data Subyektif :
§ Klien
mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
§ Klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau
marah.
§ Riwayat
perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2).
Data Objektif :
§ Mata
merah, wajah agak merah.
§ Nada suara
tinggi dan keras, bicara menguasai: berteriak, menjerit, memukul diri
sendiri/orang lain.
§ Ekspresi
marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
§ Merusak
dan melempar barang‑barang.
2.
Perilaku kekerasan / amuk
1).
Data Subyektif :
§ Klien
mengatakan benci atau kesal pada seseorang.
§ Klien suka
membentak dan menyerang orang yang mengusiknya jika sedang kesal atau marah.
§ Riwayat
perilaku kekerasan atau gangguan jiwa lainnya.
2).
Data Obyektif
§ Mata
merah, wajah agak merah.
§ Nada suara
tinggi dan keras, bicara menguasai.
§ Ekspresi
marah saat membicarakan orang, pandangan tajam.
§ Merusak
dan melempar barang‑barang.
3.
Gangguan harga diri : harga diri rendah
1).
Data subyektif:
Klien
mengatakan: saya tidak mampu, tidak bisa, tidak tahu apa-apa, bodoh, mengkritik
diri sendiri, mengungkapkan perasaan malu terhadap diri sendiri.
2).
Data obyektif:
Klien tampak
lebih suka sendiri, bingung bila disuruh memilih alternatif tindakan, ingin
mencederai diri / ingin mengakhiri hidup.
D. Diagnosa Keperawatan
a.
Resiko mencederai diri, orang lain dan lingkungan berhubungan
dengan perilaku kekerasan/amuk.
b.
Perilaku kekerasan berhubungan dengan gangguan konsep diri:
harga diri rendah.
E. Rencana Tindakan
SP
I PASIEN :
1.
Membina hubungan saling percaya
2.
Mengidentifikasi penyebab PK
3.
Mengidentifikasi tnada dan gejala PK
4.
Mengidentifikasi PK yang dilakukan
5.
Mengidentifikasi akibat PK
6.
Menyebutkan cara mengontrol PK
7.
Membantu pasien mempraktekan latihan
cara mengontrol fisik
8.
Menganjurkan pasien memasukkan dalm
kegiatan harian
SP
I KELUARGA :
1.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalmmerawat pasien
2.
Menjelaskan pengertian PK tanda dan
gejala terjadinya PK
3.
Menjelaskan cara merawat pasien
dengan PK
SP
II PASIEN :
- Mengevaluasi jadwal kegiatan
harian pasien
- Melatih pasien mengontrol PK
dengan cara fisik
- Menagnjurkan pasien memasukkan
dalam jadwal kegiatan harian
SP
II KELUARGA :
1.
Melatih keluarga
mempraktekan cara merawat pasien dengan PK
2.
Melatih keluarga melakukan cara
merawat langsung kepada pasien PK
a.
Tindakan
Psikoterapeutik
Pasien
:
1.
Membina hubungan saling percaya
2.
Mengidentifikasi penyebab PK
3.
Mengidentifikasi tanda dan gejala PK
4.
Mengidentifikasi bentuk PK yang
pernah dilakukan
5.
Mengidentifikasi akibat PK
6.
Mengajarkan cara mengontrol PK
antara lain:
7.
Membantu pasien mempraktekkan cara
yang telah diajarkan
8.
Menganjurkan pasien untuk memilih cara
mengotrol PK yang sesuai
9.
Memasukkan cara mengontrol PK yang telah
dipilih ke dalam jadwal kegiatan harian
10. Membantu
pasien membuat rencana jadwal kegiatan di rumah
11. Mendiskusikan
tentang obat yang diminum (jenis, dosis, waktu minum, manfaat, dan efek
samping).
Keluarga:
1.
Mendiskusikan masalah yang dirasakan
keluarga dalam merawat pasien PK
2.
Memberikan pendidikan kesehatan tentang
pengertian PK, tanda dan gejala, serta proses terjadinya PK
3.
Menjelaskan cara merawat pasien dengan
PK
4.
Mengajarkan dan melibatkan keluarga
dalam mempraktekkan cara merawat pasien dengan PK secara langsung di rumah
sakit
5.
Membantu keluarga membuat jadwal
aktivitas pasien di rumah termasuk minum obat
6.
Menjelaskan follow up pasien setelah
pulang
b.
Tindakan
Psikofarmaka
1.
Memberikan obat-obatan tranguiliser
sesuai program pengobatan pasien
2.
Memantau keefektifan dan efek
samping obat yang diminum
3.
Mengukur vital sign secara periodik
( tekanan darah, nadi, dan pernafasan)
c.
Tindakan
Manipulasi lingkungan
1.
Melibatkan pasien dalam terapi
kelompok dan kegiatan sehari-hari
2.
Pertahankan agar lingkungan pasien
pada tingkat stimulus yang rendah (penyinaran rendah, sedikit orang, dekorasi
yang sederhana, dan tingkat kebisingan yang rendah)
3.
Observasi secara ketat perilaku
pasien setiap 15 menit
4.
Singkirkan benda-benda yang dapat
membahayakan dari lingkungan sekitar pasien
(Workshop
Standar Asuhan & Bimbingan Keperawatan Jiwa)
DAFTAR PUSTAKA
Keliat Budi A. Proses keperawatan
kesehatan jiwa. Edisi 1. Jakarta: EGC. 1999
Tim Direktorat Keswa. Standart
asuhan keperawatan kesehatan jiwa. Edisi 1. Bandung: RSJP.2000
Townsend M.C. Diagnosa keperawatan
pada keperawatan psikiatri; pedoman untuk pembuatan rencana keperawatan.
Jakarta: EGC. 1998
Stuart dan
Sundeen,Proses keperawatan jiwa.Jakarta
: EGC.1999
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
read your think in here...