Jumat, 20 Januari 2012

pria kikuk di depan wanita

VIVAnews - Kehadiran wanita cantik begitu mudah menyedot perhatian pria. Berhadapan dengan sosok yang menarik perhatian bisa membuat mereka kehilangan konsentrasi. Menyebut atau mendengar nama seorang wanita cantik pun sudah dapat memengaruhi otaknya.

Sebuah penelitian yang dilakukan Universitas Radboud Nijmegen, Belanda, mengungkap, kemunculan nama seorang wanita cantik dalam sebuah pesan pendek dapat membuat seorang pria terlihat kikuk dan melakukan hal bodoh.

Miller-McCune melaporkan bahwa tim peneliti telah melakukan serangkaian tes kognitif pada 90 anak muda yang terdiri dari pria heteroseksual dan wanita.

Mereka juga melakukan tes sederhana disebut dengan tes Stroop yang umum digunakan dalam evaluasi neuropsychologica. Mereka mengamati responden melalui webcam untuk membaca kata-kata yang keluar dari bibir responden.

Dalam kedua kasus, para peneliti mencatat perubahan ketika responden pria diberitahu bahwa mereka sedang diamati oleh seorang wanita. Perubahan ini tidak terjadi pada responden wanita, meski mendapat perlakuan serupa.

Tim peneliti yang dipimpin oleh psikolog Johan Karremans dan ditulis oleh Sanne Nauts, menjelaskan dalam The Archives of Sexual Behavior, "Secara santai menyebutkan nama wanita cukup merusak kinerja kognitif pria."

Mereka menambahkan bahwa responden tidak perlu tahu penampakan wanita yang disebutkan sebelumnya. "Efek ini bahkan terjadi meskipun pria tidak mengetahui informasi tentang daya tarik wanita yang disebutkan namanya."

Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian sebelumnya pada tahun 2009 yang dilakukan oleh Dr Karremans. Penelitian sebelumnya menyimpulkan bahwa pria menderita kebodohan sementara setelah berinteraksi dengan wanita.

Para peneliti percaya bahwa mayoritas wanita hanya perlu tampil cantik agar diajak kencan, pria sangat bergantung pada karakter, pesona, dan kecerdasan. Oleh sebab itulah, perilaku pria akan lebih agresif. (eh

METODE KONTRASEPSI



METODE KONTRASEPSI





Disusun untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Keperawatan MATERNITAS I


Disusun Oleh Kelompok 7

Nurin Shadrina Luthfani P.17420110023
Rafika Rosida P.17420110024
Ricky Priyatmoko P.17420110025
Ringga S Ivandinata P.17420110026


PRODI DIII KEPERAWATAN SEMARANG
JURUSAN KEPERAWATAN
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES SEMARANG
2011/2012


KATA PENGANTAR



Puji syukur penyusun panjatkan ke hadirat Allah swt. sehingga dengan rahmat dan hidayah-Nya, penyusun dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Metode Kontrasepsi” ini tanpa halangan suatu apa pun.
Makalah ini disusun sebagai pemenuhan tugas mata kuliah Keperawatan Maternitas I. Dalam makalah ini, akan dibahas mengenai beberapa hal yang terkait kontasepsi, terutama tentang beberapa macam metode kontrasepsi serta tingkat keefektifitasan dari metode tersebut. Penyusun menyadari, penyusunan makalah ini tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, antara lain:
1. Wagiyo, SKp.,M.Kep.,Sp.Mat. koordinator Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I
2. Para dosen pengampu mata kuliah Mata Kuliah Keperawatan MaternitasI
3. Orang tua kami yang senantiasa mendo’akan kami dari setiap tindakan yang kami kerjakan
4. Pihak-pihak lain yang telah mendukung terselesaikannya makalah
Kami mengucapkan terimakasih atas dukungan dan bantuan dari pihak-pihak tersebut.
Tiada gading yang tak retak, penhyusun menyadari isi makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penyusun mohon maaf dan besar harapan kami menerima saran berikut kritik yang membangun mengenai kekurangan tersebut.



Semarang, 18 Januari 2012
Penyusun

DAFTAR ISI

Halaman Judul i
Kata Pengantar ii
Daftar Isi iii
BAB I – Pendahuluan 1
I. Latar Belakang 1
II. Rumusan Masalah 2
III. Tujuan Penulisan 2
BAB II – Metode Kontrasepsi 3
2.1 Pengertian................................................................................. 3
2.2 Jenis Kontrasepsi...................................................................... 4
2.3 Metode Kontrasepsi Alami....................................................... 6
2.3.1 Metode Lendir Servik................................................ 6
2.3.2 Metode Suhu Basal................................................... 12
2.3.3 Metode Koitus Interuptus......................................... 17
2.4 Metode Kontrasepsi Kondom.................................................. 19
2.3.1 Kondom Untuk Pria.................................................. 23
2.3.2 Kondom wanita........................................................ 24
2.5 Metode Kontrasepsi Suntik...................................................... 25
2.5.1 Kontrasepsi Suntik Untuk Wanita............................ 25
2.5.2 Kontrasepsi Suntik untuk Pria.................................. 32
2.6 Metode Kontrasepsi Pil............................................................ 33
BAB III – Penutup 44
3.1 Kesimpulan 44
3.2 Saran 45
Daftar Pustaka 46



BAB I
PENDAHULUAN

I. Latar Belakang
Masalah utama yang sedang dihadapi negara-negara yang sedang berkembang termasuk Indonesia  adalah masih tingginya laju pertumbuhan penduduk dan kurang seimbangnya penyebaran dan struktur umur penduduk. Keadaan penduduk yang demikian telah mempersulit usaha peningkatan dan pemerataan kesejahteraan rakyat. Semakin tinggi pertumbuhan penduduk semakin besar usaha yang diperlukan untuk mempertahankan tingkat tertentu kesejahteraan rakyat (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional, 2004).
Untuk itu dilakukan beberapa cara untuk mengurangi laju pertumbuhan penduduk yang semakin tinggi tersebut. Salah satu dari cara tersebut adalah kontrasepsi, yaitu metode pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
Banyak pemakai kontrasepsi yang mengalami kesulitan dalam menentukan pilihan jenis kontrasepsi. Hal ini tidak hanya karena terbatasnya metode yang tersedia tetapi juga oleh ketidaktahuan mereka tentang persyaratan dan keamanan metode kontrasepsi tersebut, berbagai faktor harus dipertimbangkan termasuk status kesehatan.
 Terdapat beberapa metode yang digunakan dalam kontrasepsi. Metode dalam kontrasepsi tidak ada satupun yang efektif secara menyeluruh. Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain.
Berdasarkan latar belakang masalah maka kami tertarik untuk membahas tentang beberapa metode kontrasepsi yang dapat digunakan oleh pemakai serta tingkat keefektifitasan dari metode tersebut.



II. Rumusan Masalah
1. Apa definisi Kontrasepsi?
2. Apa saja jenis Kontrasepsi?
3. Apa saja metode Kontrasepsi?


III. Tujuan Masalah
1. Menjelaskan definisi Kontrasepsi
2. Menjelaskan jenis dari Kontrasepsi
3. Menjelaskan beberapa metode Kontrasepsi serta keefektifitasan metode kontrasepsi














BAB II
METODE KONTRASEPSI

2.1 Pengertian
Kontrasepsi yaitu pencegahan terbuahinya sel telur oleh sel sperma (konsepsi) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim.
Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid.
Kontrasepsi adalah alat untuk mencegah kehamilan setelah berhubungan intim. Alat ini atau cara ini sifat tidak permanen, dan memungkinkan pasangan  untuk mendapatkan anak apabila diinginkan. Ada berbagai macam jenis Alat Kontrasepsi  yang tersedia di pasaran, yang dapat dibeli dengan bebas.
Kontrasepsi hadir dalam berbagai metode dan efektivitas. Meskipun berbeda, tujuan mereka satu: mencegah kehamilan yang tidak diinginkan. Beberapa jenis kontrasepsi juga melindungi terhadap penyakit menular seksual (PMS).
Efektivitas metode kontrasepsi yang digunakan bergantung pada kesesuaian pengguna dengan instruksi. Perbedaan keberhasilan metode juga tergantung pada tipikal penggunaan (yang terkadang tidak konsisten) dan penggunaan sempurna (mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat). Perbedaan efektivitas antara penggunaan tipikal dan penggunaan sempurna menjadi sangat bervariasi antara suatu metode kontrasepsi dengan metode kontrasepsi yang lain. Sebagai contoh: kontrasepsi oral sangat efektif bila digunakan secara tepat, tetapi banyak wanita yang sering kali lupa untuk meminum pilnya secara teratur. Sehingga penggunaan kontrasepsi oral secara tipikal kurang efektif dibandingkan penggunaan sempurna.
2.2 Jenis Kontrasepsi
Metode kontrasepsi dapat dikelompokkan menurut:
1. Pemakainya yaitu laki-laki atau perempuan.
2. Metodenya yaitu sederhana atau modern.
3. Tujuan pemakaian yaitu untuk menunda kehamilan, mengatur kehamilan, atau untuk mengakhiri kesuburan.

Berdasarkan pemakainya:
1. Kontrasepsi untuk wanita:
a) Metode mekanis:
kap serviks (cervical cap)
diafragma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Device (IUD)
b) Metode hormonal / kimiawi:
Pil KB
Suntikan KB
Implant / susuk KB
Spermaticide
c) Metode operatif:  Medis Operatif Wanita (MOW) / Tubektomi

2. Kontrasepsi untuk laki-laki:
a) Metode mekanis: Kondom KB
b) Metode operatif: Medis Operatif Pria (MOP) / Vasektomi

Berdasarkan metodenya:
1. Metode kontrasepsi sederhana / Alamiah / Tradisional:
a) Metode kalender / Pantang berkala / Metode Ritmil dari Knaus dan Ogino (The Safe Period)
b) Metode suhu basal
c) Metode Lendir serviks / Metode Ovulasi
d) Metode sanggama terputus (coitus interuptus)
e) Tidak langsung berefek kontrasepsi: Metode laktasi (menyusui)
f) Aborsi

2. Metode kontrasepsi modern / Konvensional:
a) Metode mekanis:
Kondom KB
Kap serviks (cervical cap)
Diafragma
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Device (IUD)
b) Metode hormonal:
Pil KB
Implant / susuk KB
Suntikkan KB
c) Kimiawi:
Suppositorial
Jelly / cream / pasta
Tissue
Tablet berbusa
Aerosol
d) Metode operatif:
Medis Operatif Wanita (MOW) / Tubektomi
Medis Operatif Pria (MOP) / Vasektomi

Berdasarkan tujuan pemakaiannya:
Sebenarnya tidak ada suatu keharusan memakai suatu alat kontrasepsi tertentu bila ingin menunda, mengatur, atau mengakhiri kehamilan, namun ada saran untuk menggunakan alat kontrasepsi tertentu sesuai dengan tujuan masing-masing agar efektifitas maksimal bisa dicapai.
1. Untuk menunda kehamilan:
Untuk tujuan ini biasanya digunakan metode atau alat kontrasepsi yang dijamin mempunyai refersibilitas (kemampuan untuk kembali fertil) tinggi.
Alat kontrasepsi yang bisa dipakai:
Kondom KB
Pil KB
Suntikan KB yang harus diulang setiap 1 bulan sekali
Metode sederhana yang dikombinasi dengan pemakaian Kondom, atau Pil KB, atau Diafragma, atau kap serviks, atau suppositorial, jelly, tablet berbusa, aerosol, cream, pasta.
2. Untuk mengatur kehamilan:
Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/ Intra Utrine Device (IUD)
Pil KB
Suntikan KB (bisa yang 3 bulanan atau 1 bulanan)
Implant / susuk KB
3. Untuk mengakhiri kesuburan:
Medis Operatif Wanita (MOW) / Tubektomi
Medis Operatif Pria (MOP) / Vasektomi

2.3 Metode  Kontrasepsi Alami
2.3.1 Metode lendir servik
Metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini dikembangkan oleh Drs. John, Evelyn Billings dan Fr Maurice Catarinich di Melbourne, Australia dan kemudian menyebar ke seluruh dunia. Metode ini tidak menggunakan obat atau alat, sehingga dapat diterima oleh pasangan taat agama dan budaya yang berpantang dengan kontrasepsi modern.


Metode mukosa serviks atau metode ovulasi merupakan metode keluarga berencana alamiah (KBA) dengan cara mengenali masa subur dari siklus menstruasi dengan mengamati lendir serviks dan perubahan rasa pada vulva menjelang hari-hari ovulasi.

Esensi Metode Mukosa Serviks
Lendir/mukosa seviks adalah lendir yang dihasilkan oleh aktivitas biosintesis sel sekretori serviksdan mengandung tiga komponen penting yaitu:
1. Molekul lendir.
2. Air.
3. Senyawa kimia dan biokimia (natrium klorida, rantai protein, enzim, dll).
Lendir atau mukosa serviks ini tidak hanya dihasilkan oleh sel leher rahim tetapi juga oleh sel-selvagina. Dalam vagina, terdapat sel intermediet yang mampu berperan terhadap adanya lendir pada masa subur/ovulasi.
Ovulasi adalah pelepasan sel telur/ovum yang matang dari ovarium/indung telur. Pada saat menjelang ovulasi, lendir leher rahim akan mengalir dari vagina bila wanita sedang berdiri atau berjalan. Ovulasi hanya terjadi pada satu hari di setiap siklus dan sel telur akan hidup 12-24 jam, kecuali dibuahi sel sperma. Oleh karena itu, lendir pada masa subur berperan menjaga kelangsungan hidup sperma selama 3-5 hari.

Pengamatan lendir serviks dapat dilakukan dengan:
1. Merasakan perubahan rasa pada vulva sepanjang hari.
2. Melihat langsung lendir pada waktu tertentu.
Pada malam harinya, hasil pengamatan ini harus dicatat. Catatan ini akan menunjukkan pola kesuburan dan pola ketidaksuburan.
Pola Subur adalah pola yang terus berubah, sedangkan Pola Dasar Tidak Subur adalah pola yang sama sekali tidak berubah. Kedua pola ini mengikuti hormon yang mengontrol kelangsungan hidup sperma dan konsepsi pembuahan. Dengan demikian akan memberikan informasi yang bisa diandalkan untuk mendapatkan atau menunda kehamilan.

Ada suatu alat yang memudahkan seorang wanita mengetahui masa suburnya yaitu:
Fertitest
Fertitest adalah alat uji masa subur pada wanita dengan mengukur kadar LH pada urine. Alat ini dapat mendeteksi secara cepat, tepat dan terpercaya.
Petunjuk pemakaian fertitest:
Tampung urine pertama pada tempat yang bersih dan kering, gunakan urin antara jam 10.00-20.00. Jangan gunakan urin pertama pagi hari
Sobek sachet dan keluarkan alat tesnya (silica gel dalam sachet ini tidak digunakan untuk tes ini)
Masukkan ujung penyerap alat tes pada penampung urin untuk midstream selama 5 detik (Jangan melebihi tanda anak panah yang terdapat pada alat tes)
Tutup kembali alat tes dan tunggu sampai muncul garis warna
Hasil tes dapat dibaca dalam waktu 3 menit. Jangan melihat hasil lebih dari 10 menit
Cara Pembacaan hasil tes:
( + ) Positif , berarti dalam masa subur, ditandai dengan munculnya dua garis warna atau jika garis warna pada Daerah Tes (T) lebih gelap atau sama dengan garis Daerah Control (C) . Ovulasi akan terjadi dalam waktu 24-48 jam berikutnya, jadi jika Anda menginginkan kehamilan, maka hubungan sebaiknya dilakukan 24-48 jam setelah tes, namun sebelum 48 jam dari waktu tes.
( – ) Negatif , menandakan wanita pada masa tidak subur, hubungan intim kemungkinan besar tidak menyebabkan kehamilan. Ditandai dengan munculnya satu garis warna atau jika garis warna Daerah Tes (T) lebih muda dari garis warna Daerah Control (C ).



Manfaat
Metode mukosa serviks bermanfaat untuk mencegah kehamilan yaitu dengan berpantangsenggama pada masa subur. Selain itu, metode ini juga bermanfaat bagi wanita yang menginginkan kehamilan.

Efektifitas
Keberhasilan metode ovulasi billings ini tergantung pada instruksi yang tepat, pemahaman yang benar, keakuratan dalam pengamatan dan pencatatan lendir serviks, serta motivasi dan kerjasama dari pasangan dalam mengaplikasikannya. Angka kegagalan dari metode mukosa serviks sekitar 3-4 perempuan per 100 perempuan per tahun. Teori lain juga mengatakan, apabila petunjuk metode mukosa serviks atau ovulasi billings ini digunakan dengan benar maka keberhasilan dalam mencegah kehamilan 99 persen.

Kelebihan
Metode mukosa serviks ini memiliki kelebihan, antara lain:
1. Mudah digunakan.
2. Tidak memerlukan biaya.
3. Metode mukosa serviks merupakan metode keluarga berencana alami lain yang mengamati tanda-tanda kesuburan.
Keterbatasan
Sebagai metode keluarga berencana alami, metode mukosa serviks ini memiliki keterbatasan. Keterbatasan tersebut antara lain:
1. Tidak efektif bila digunakan sendiri, sebaiknya dikombinasikan dengan metode kontrasepsilain (misal metode simptothermal).
2. Tidak cocok untuk wanita yang tidak menyukai menyentuh alat kelaminnya.
3. Wanita yang memiliki infeksi saluran reproduksi dapat mengaburkan tanda-tanda kesuburan.
4. Wanita yang menghasilkan sedikit lendir.

Hal yang Mempengaruhi Pola Lendir Serviks
Pola lendir serviks pada wanita dapat dipengaruhi oleh:
1. Menyusui.
2. Operasi serviks dengan cryotherapy atau electrocautery.
3. Penggunaan produk kesehatan wanita yang dimasukkan dalam alat reproduksi.
4. Perimenopause.
5. Penggunaan kontrasepsi hormonal termasuk kontrasepsi darurat.
6. Spermisida.
7. Infeksi penyakit menular seksual.
8. Terkena vaginitis.

Instruksi Kepada Pengguna/Klien
Petunjuk bagi pengguna metode ovulasi adalah sebagai berikut:
1. Cara mengenali masa subur dengan memantau lendir serviks yang keluar dari vagina. Pengamatan dilakukan sepanjang hari dan dicatat pada malam harinya.
2. Periksa lendir dengan jari tangan atau tisu di luar vagina dan perhatikan perubahan perasaan kering-basah. Tidak dianjurkan untuk periksa ke dalam vagina.
3. Pengguna metode ovulasi harus mengenali pola kesuburan dan pola dasar ketidaksuburan.
4. Pasangan dianjurkan tidak melakukan hubungan seksual paling tidak selama satu siklus. Hal ini bertujuan untuk mengetahui jenis lendir normal atau pola kesuburan maupun pola dasar tidak subur.
5. Selama hari-hari kering (tidak ada lendir) setelah menstruasi, senggama tergolong aman pada dua hari setelah menstruasi.
6. Lendir basah, jernih, licin dan elastis menunjukkan masa subur (pantang bersenggama). Lendir kental, keruh, kekuningan dan lengket menunjukkan masa tidak subur.
7. Berikan tanda (x) pada hari terakhir adanya lendir bening, licin dan elastis. Ini merupakanhari puncak dalam periode subur (fase paling subur).
8. Pantang senggama dilanjutkan hingga tiga hari setelah puncak subur. Hal ini untuk menghindari terjadinya pembuahan.
9. Periode tak subur dimulai pada hari kering lendir, empat hari setelah puncak hari subur sehingga senggama dapat dilakukan hingga datang haid berikutnya.
Contoh Kode yang Dipakai untuk Mencatat Kesuburan
Pakai tanda * atau merah untuk menandakan perdarahan (haid).
Pakai huruf K atau hijau untuk menandakan perasaan kering.
Gambar suatu tanda L dalam lingkaran atau biarkan kosong untuk memperlihatkan lendir subur yang basah, jernih, licin dan mulur.
Pakai huruf L atau warna kuning untuk memperlihatkan lendir tak subur yang kental, putih, keruh dan lengket.



2.3.2 Metode Suhu Basal
Suhu tubuh basal adalah suhu terendah yang dicapai oleh tubuh selama istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangunt idur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya.
Tujuan pencatatan suhu basal untuk mengetahui kapan terjadinya masa subur/ovulasi. Suhu basal tubuh diukur dengan alat yang berupa termometer basal. Termometer basal ini dapat digunakan secara oral, per vagina, atau melalui dubur dan ditempatkan pada lokasi serta waktu yang sama selama 5 menit.
Suhu normal tubuh sekitar 35,5-36 derajat Celcius. Pada waktu ovulasi, suhu akan turun terlebih dahulu dan naik menjadi 37-38 derajat kemudian tidak akan kembali pada suhu 35 derajat Celcius. Pada saat itulah terjadi masa subur/ovulasi.
Kondisi kenaikan suhu tubuh ini akan terjadi sekitar 3-4 hari, kemudian akan turun kembali sekitar 2 derajat dan akhirnya kembali pada suhu tubuh normal sebelum menstruasi. Hal ini terjadi karena produksi progesteron menurun.
Apabila grafik (hasil catatan suhu tubuh) tidak terjadi kenaikan suhu tubuh, kemungkinan tidak terjadi masa subur/ovulasi sehingga tidak terjadi kenaikan suhu tubuh. Hal ini terjadi dikarenakan tidak adanya korpus luteum yang memproduksi progesteron. Begitu sebaliknya, jika terjadi kenaikan suhu tubuh dan terus berlangsung setelah masa subur/ovulasi kemungkinan terjadi kehamilan. Karena, bila sel telur/ovum berhasil dibuahi, maka korpus luteum akan terus memproduksi hormon progesteron. Akibatnya suhu tubuh tetap tinggi.


Manfaat
Metode suhu basal tubuh dapat bermanfaat sebagai konsepsi maupun kontrasepsi.

Efektifitas
Metode suhu basal tubuh akan efektif bila dilakukan dengan benar dan konsisten. Suhu tubuhbasal dipantau dan dicatat selama beberapa bulan berturut-turut dan dianggap akurat bila terdeteksi pada saat ovulasi. Tingkat keefektian metode suhu tubuh basal sekitar 80 persen atau 20-30 kehamilan per 100 wanita per tahun. Secara teoritis angka kegagalannya adalah 15kehamilan per 100 wanita per tahun. Metode suhu basal tubuh akan jauh lebih efektif apabila dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain seperti kondom, spermisida ataupun metode kalender atau pantang berkala (calender method or periodic abstinence).

Adapun faktor yang mempengaruhi keandalan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Penyakit.
2. Gangguan tidur.
3. Merokok dan atau minum alkohol.
4. Penggunaan obat-obatan ataupun narkoba.
5. Stres.
6. Penggunaan selimut elektrik.

Keuntungan
Keuntungan dari penggunaan metode suhu basal tubuh antara lain:
1. Meningkatkan pengetahuan dan kesadaran pada pasangan suami istri tentang masa subur/ovulasi.
2. Membantu wanita yang mengalami siklus haid tidak teratur mendeteksi masa subur/ovulasi.
3. Dapat digunakan sebagai kontrasepsi ataupun meningkatkan kesempatan untuk hamil.
4. Membantu menunjukkan perubahan tubuh lain pada saat mengalami masa subur/ovulasiseperti perubahan lendir serviks.
5. Metode suhu basal tubuh yang mengendalikan adalah wanita itu sendiri.
Keterbatasan

Sebagai metode KBA, suhu basal tubuh memiliki keterbatasan sebagai berikut:
1. Membutuhkan motivasi dari pasangan suami istri.
2. Memerlukan konseling dan KIE dari tenaga medis.
3. Suhu tubuh basal dapat dipengaruhi oleh penyakit, gangguan tidur, merokok, alkohol, stres, penggunaan narkoba maupun selimut elektrik.
4. Pengukuran suhu tubuh harus dilakukan pada waktu yang sama.
5. Tidak mendeteksi awal masa subur.
6. Membutuhkan masa pantang yang lama.
Petunjuk Bagi Pengguna Metode Suhu Basal Tubuh
Aturan perubahan suhu/temperatur adalah sebagai berikut:
1. Suhu diukur pada waktu yang hampir sama setiap pagi (sebelum bangun dari tempat tidur).
2. Catat suhu ibu pada kartu yang telah tersedia.
3. Gunakan catatan suhu pada kartu tersebut untuk 10 hari pertama dari siklus haid untuk menentukan suhu tertinggi dari suhu yang “normal dan rendah” dalam pola tertentu tanpa kondisi-kondisi di luar normal atau biasanya.
4. Abaikan setiap suhu tinggi yang disebabkan oleh demam atau gangguan lain.
5. Tarik garis pada 0,05 derajat celcius – 0,1 derajat celcius di atas suhu tertinggi dari suhu 10 hari tersebut. Garis ini disebut garis pelindung (cover line) atau garis suhu.
6. Periode tak subur mulai pada sore hari setelah hari ketiga berturut-turut suhu tubuh berada di atas garis pelindung/suhu basal.
7. Hari pantang senggama dilakukan sejak hari pertama haid hingga sore ketiga kenaikan secara berurutan suhu basal tubuh (setelah masuk periode masa tak subur).
8. Masa pantang untuk senggama pada metode suhu basal tubuh labih panjang dari metodeovulasi billings.
9. Perhatikan kondisi lendir subur dan tak subur yang dapat diamati.

Catatan:
1. Jika salah satu dari 3 suhu berada di bawah garis pelindung (cover line) selama perhitungan 3 hari. Kemungkinan tanda ovulasi belum terjadi. Untuk menghindari kehamilan tunggu sampai 3 hari berturut-turut suhu tercatat di atas garis pelindung sebelum memulai senggama.
2. Bila periode tak subur telah terlewati maka boleh tidak meneruskan pengukuran suhu tubuhdan melakukan senggama hingga akhir siklus haid dan kemudian kembali mencatat grafik suhu basal siklus berikutnya.
Contoh. Pencatatan pengukuran suhu basal tubuh




2.3.3 Metode Koitus Interuptus
Nama lain dari coitus interuptus adalah senggama terputus atau ekspulsi pra ejakulasi atau pancaran ekstra vaginal atau withdrawal methods atau pull-out method. Dalam bahasa latin disebut juga interrupted intercourse.

Pengertian
Coitus interuptus atau senggama terputus adalah metode keluarga berencana tradisional/alamiah, di mana pria mengeluarkan alat kelaminnya (penis) dari vagina sebelum mencapai ejakulasi.

Cara Kerja
Alat kelamin (penis) dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalamvagina, maka tidak ada pertemuan antara sperma dan ovum, dan kehamilan dapat dicegah. Ejakulasi di luar vagina untuk mengurangi kemungkinan air mani mencapai rahim.

Efektifitas
Metode coitus interuptus akan efektif apabila dilakukan dengan benar dan konsisten. Angka kegagalan 4-27 kehamilan per 100 perempuan per tahun. Pasangan yang mempunyai pengendalian diri yang besar, pengalaman dan kepercayaan dapat menggunakan metode ini menjadi lebih efektif.

Manfaat kontrasepsi
1. Alamiah.
2. Efektif bila dilakukan dengan benar.
3. Tidak mengganggu produksi ASI.
4. Tidak ada efek samping.
5. Tidak membutuhkan biaya.
6. Tidak memerlukan persiapan khusus.
7. Dapat dikombinasikan dengan metode kontrasepsi lain.
8. Dapat digunakan setiap waktu.
Manfaat non kontrasepsi
1. Adanya peran serta suami dalam keluarga berencana dan kesehatan reproduksi.
2. Menanamkan sifat saling pengertian.
3. Tanggung jawab bersama dalam ber-KB.
Keterbatasan

Metode coitus interuptus ini mempunyai keterbatasan, antara lain:
1. Sangat tergantung dari pihak pria dalam mengontrol ejakulasi dan tumpahan sperma selamasenggama.
2. Memutus kenikmatan dalam berhubungan seksual (orgasme).
3. Sulit mengontrol tumpahan sperma selama penetrasi, sesaat dan setelah interupsi coitus.
4. Tidak melindungi dari penyakit menular seksual.
5. Kurang efektif untuk mencegah kehamilan.

Penilaian Klien
Klien atau akseptor yang menggunakan metode kontrasepsi coitus interuptus tidak memerlukananamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna kontrasepsi ini adalah:
Coitus Interuptus
Sesuai untukTidak sesuai untukSuami yang tidak mempunyai masalah dengan interupsi pra orgasmik.Suami dengan ejakulasi dini.
Pasangan yang tidak mau metode kontrasepsilain.
Suami yang tidak dapat mengontrol interupsi pra orgasmik.Suami yang ingin berpartisipasi aktif dalamkeluarga berencana.
Suami dengan kelainan fisik/psikologis.
Pasangan yang memerlukan kontrasepsi segera.
Pasangan yang tidak dapat bekerjasama.Pasangan yang memerlukan metode sementara, sambil menunggu metode lain.Pasangan yang tidak komunikatif.Pasangan yang membutuhkan metode pendukung.Pasangan yang tidak bersedia melakukansenggama terputus.
Pasangan yang melakukan hubungan seksualtidak teratur.
Menyukai senggama yang dapat dilakukan kapan saja/tanpa rencana.
Cara Coitus Interuptus
1. Sebelum melakukan hubungan seksual, pasangan harus saling membangun kerjasama danpengertian terlebih dahulu. Keduanya harus mendiskusikan dan sepakat untuk menggunakan metode senggama terputus.
2. Sebelum melakukan hubungan seksual, suami harus mengosongkan kandung kemih dan membersihkan ujung penis untuk menghilangkan sperma dari ejakulasi sebelumnya.
3. Apabila merasa akan ejakulasi, suami segera mengeluarkan penisnya dari vaginapasangannya dan mengeluarkan sperma di luar vagina.
4. Pastikan tidak ada tumpahan sperma selama senggama.
5. Pastikan suami tidak terlambat melaksanakannya.
6. Senggama dianjurkan tidak dilakukan pada masa subur.

2.4 Metode Kontrasepsi Kondom
Kondom merupakan selubung/sarung karet yang terbuat dari berbagai bahan diantaranya lateks (karet), plastik (vinil) atau bahan alami (produksi hewani) yang dipasang pada penis saat berhubungan. Kondom terbuat dari karet sintetis yang tipis, berbentuk silinder, dengan muaranya berpinggir tebal, yang digulung berbentuk rata. Standar kondom dilihat dari ketebalannya, yaitu 0,02 mm.
Jenis Kondom
Ada beberapa jenis kondom, diantaranya:
1. Kondom biasa.
2. Kondom berkontur (bergerigi).
3. Kondom beraroma.
4. Kondom tidak beraroma.
Kondom untuk pria sudah lazim dikenal, meskipun kondom wanita sudah ada namun belum populer.

Cara Kerja Kondom
Alat kontrasepsi kondom mempunyai cara kerja sebagai berikut:
1. Mencegah sperma masuk ke saluran reproduksi wanita.
2. Sebagai alat kontrasepsi.
3. Sebagai pelindung terhadap infeksi atau tranmisi mikro organisme penyebab PMS.

Efektifitas Kondom
Pemakaian kontrasepsi kondom akan efektif apabila dipakai secara benar setiap kali berhubunganseksual. Pemakaian kondom yang tidak konsisten membuat tidak efektif. Angka kegagalan kontrasepsi kondom sangat sedikit yaitu 2-12 kehamilan per 100 perempuan per tahun.

Manfaat Kondom
Indikasi atau manfaat kontrasepsi kondom terbagi dua, yaitu manfaat secara kontrasepsi dan nonkontrasepsi.

Manfaat kondom secara kontrasepsi antara lain:
1. Efektif bila pemakaian benar.
2. Tidak mengganggu produksi ASI.
3. Tidak mengganggu kesehatan klien.
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik.
5. Murah dan tersedia di berbagai tempat.
6. Tidak memerlukan resep dan pemeriksaan khusus.
7. Metode kontrasepsi sementara

Manfaat kondom secara non kontrasepsi antara lain:
1. Peran serta suami untuk ber-KB.
2. Mencegah penularan PMS.
3. Mencegah ejakulasi dini.
4. Mengurangi insidensi kanker serviks.
5. Adanya interaksi sesama pasangan.
6. Mencegah imuno infertilitas.

Keterbatasan Kondom
Alat kontrasepsi metode barier kondom ini juga memiliki keterbatasan, antara lain:
1. Efektifitas tidak terlalu tinggi.
2. Tingkat efektifitas tergantung pada pemakaian kondom yang benar.
3. Adanya pengurangan sensitifitas pada penis.
4. Harus selalu tersedia setiap kali berhubungan seksual.
5. Perasaan malu membeli di tempat umum.
6. Masalah pembuangan kondom bekas pakai.

Penilaian Klien
Klien atau akseptor kontrasepsi kondom ini tidak memerlukan anamnesis atau pemeriksaan khusus, tetapi diberikan penjelasan atau KIE baik lisan maupun tertulis. Kondisi yang perlu dipertimbangkan bagi pengguna alat kontrasepsi ini adalah:




Kondom
Baik digunakanTidak baik digunakanIngin berpartisipasi dalam program KB
Mempunyai pasangan yang beresiko tinggi apabila terjadi kehamilan
Ingin segera mendapatkan kontrasepsi
Alergi terhadap bahan dasar kondom
Ingin kontrasepsi sementara
Menginginkan kontrasepsi jangka panjang
Ingin kontrasepsi tambahan
Tidak mau terganggu dalam persiapan untuk melakukan hubungan seksual
Hanya ingin menggunakan alat kontrasepsi saat berhubungan
Tidak peduli dengan berbagai persyaratankontrasepsi
Beresiko tinggi tertular/menularkan PMS
Penanganan Efek Samping
Di bawah ini merupakan penanganan efek samping dari pemakaian alat kontrasepsi kondom.
Efek Samping Atau MasalahPenanganan
Kondom rusak atau bocor sebelum pemakaianBuang dan pakai kondom yang baru atau gunakanspermisida
Kondom bocor saat berhubungan
Pertimbangkan pemberian Morning After Pil
Adanya reaksi alergi
Berikan kondom jenis alami atau ganti metodekontrasepsi lain
Mengurangi kenikmatan berhubungan seksual
Gunakan kondom yang lebih tipis atau ganti metode kontrasepsi lain




2.4.1 Kondom Untuk Pria
Kata kondom berasal dari kata Latin condus yang berarti baki atau nampan penampung. Kondom adalah semacam kantung yang Anda sarungkan ke penis ereksi sebelum melakukan hubungan seksual. Kondom memiliki kelebihan melindungi dari PMS dan tidak memengaruhi hormon.
Aman atau efektifnya pemakaian kondom sebagai alat pencegah kehamilan dan pencegah penyebaran penyakit ternyata tergantung pada cara pemakaiannya. Jika kondom dipakai secara tepat dan benar, maka kondom akan dapat melindungi Anda dan pasangan dari hal-hal tersebut. Jika dipakai secara asal-asalan, ada kemungkinan kegagalan penggunaan kondom, yakni meski sudah digunakan, tetap saja Anda dapat hamil atau terinfeksi penyakit menular seksual.
Penggunaan kondom yang benar adalah memakaikannya pada organ intim pria yang ereksi. Sisakan ruangan di bagian paling ujung kondom untuk menampung sperma, caranya dengan menjepit bagian paling ujung kondom dengan jari saat memakai kondom tersebut. Setelah terjadi ejakulasi dan sperma keluar dan ditampung oleh kondom  tersebut, segera tarik penis dari vagina selama penis masih ereksi. Karena kalau penis sudah tidak dalam keadaan ereksi, kondom akan menjadi longgar dan sperma yang sudah tertampung tadi bisa merembes keluar dan dapat membuahi.
Kesalahan pemakaian kondom yang lain adalah  membuat kondom robek, misalnya karena kena kuku atau ikut robek saat membuka plastiknya. Kondom yang sobek tidak akan melindungi dengan sempurna, karena itu Anda dan pasangan harus memperhatikan dengan baik instruksi pemakaiannya. Selain itu ada kemungkinan juga kondom yang Anda gunakan bersama pasangan memiliki cacat produksi, maka perhatikan dengan seksama sebelum digunakan. Kondom yang sudah digunakan harus segera dibuang dan tidak boleh dipakai lagi. Perhatikan juga tanggal kadaluarsanya, karena berkaitan dengan elastisitas kondom tersebut. Yang terakhir adalah Anda lebih baik memilih kondom yang terbuat dari bahan lateks karena dapat melindungi lebih baik dari bahan-bahan yang lain.
Menurut penelitian, kondom terbukti memiliki kemungkinan kegagalan sebesar 2-3%. Berarti dari 100 wanita yang pasangan yang menggunakan kondom saat bercinta, 2-3 wanitanya terbukti hamil. Karena itu, untuk meningkatkan efektifitas kondom, lebih baik gunakan bersama-sama dengan alat kontrasepsi lain, misalnya spermisida. Spermisida adalah senyawa kimia yang berfungsi membunuh sperma, bentuknya bisa berupa jeli, krem, sampai busa atau tablet yang harus dimasukkan ke dalam vagina.

2.4.2 Kondom wanita
Kondom wanita adalah sebuah kantung berlubrikasi dengan dua cincin fleksibel di ujung-ujungnya. Sebuah cincin lunak yang dapat dilepas memudahkan pemasangannya dan menjaga kondom di tempat. Sebuah cincin fleksibel yang besar tetap berada di luar vagina, yang meliputi pembukaan vagina (vulva) dan memberikan perlindungan tambahan.
Kondom wanita sangat efektif bila digunakan dengan benar.  Kondom wanita memiliki keuntungan:
a. melindungi dari PMS,
b. tidak mudah slip atau bocor,
c. tidak memengaruhi hormon
d. tidak menimbulkan alergi (karena terbuat dari polyurethane, bukan lateks).
e. Kondom ini juga dapat dipasang jauh sebelum melakukan hubungan seksual (sampai 8 jam sebelumnya) sehingga tidak perlu jeda selama bermesraan.

Kerugiannya adalah:
a. kurang nyaman,
b. tidak efektif untuk semua posisi,
c. harganya mahal.
d. Kondom wanita tidak dapat digunakan bersamaan dengan kondom pria karena dapat menyebabkan posisinya bergerak keluar.


2.5 Metode Kontrasepsi Suntik
2.5.1 Kontrasepsi Suntik Untuk Wanita
Kontrasepsi suntik atau injeksi adalah suntikan hormon yang mencegah kehamilan. Selama periode diberikan injeksi, menstruasi normal.
a. Suntikan Kombinasi (Suntik 1 bulan)
Suntikan kombinasi mengandung hormon esterogen dan progesteron, yang diberikan satu bulan sekali.
Cara kerja
Pemberian hormon progestin akan menyebabkan pengentalan mukus serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma. Hormon tersebut juga mencegah pematangan dan pelepasan sel telur. Endometrium menjadi tipis dan atrofi dengan berkurangnya aktifitas kelenjar. Selain itu akan merangsang timbulnya haid setiap bulan.

Efektifitas
Kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sementara, macam-macam suntikan tersebut telah dibuktikan sangat baik, dengan angka kegagalan kurang dari 0,1 % per 100  wanita selama tahun pertama penggunaan.

Keuntungan
1) Sangat efektif (99,6%)
2) Risiko kesehatan kecil
3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan suami isteri
4) Periksa dalam tidak dibutuhkan pada saat pemeriksaan awal
5) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
6) Tidak mempengaruhi pemberian ASI, kecuali suntikan Cyclofem
7) Reaksi suntik sangat cepat (<24 jam)
8) Dapat digunakan oleh wanita tua (>35 tahun), kecuali Cyclofem
9) Mencegah kehamilan ektopik jangka panjang
10) Sangat efektif walaupun klien terlambat suntik 1 minggu dari jadwal yang telah ditentukan
11) Sangat berguna untuk klien yang tidak ingin hamil lagi, tetapi belum bersedia  untuk mengikuti sterilisasi (tubektomi).
Kerugian
1) Kemungkinan terlambatnya pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.
2) Harus kembali ke sarana pelayanan.
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya.
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5) Dapat menyebabkan ketidakteraturan masalah haid
6) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan penyakit menular seksual, hepatitis B, atau infeksi HIV.
7) Mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, dan keluhan seperti ini akan hilang setelah suntikan kedua atau ketiga.
8) Efektivitas berkurang bila digunakan bersamaaan dengan obat-obat epilepsi dan obat tuberklosis.
9) Dapat terjadi efek samping yang serius, seperti serangan jantung, stroke, bekuan darah pada paru atau otak, dan kemungkinan timbulnya tumor  hati.
10) Kemungkinan terlambat pemulihan kesuburan setelah penghentian pemakaian.

Manfaat Kesehatan
1) Menurunnya jumlah darah haid setiap bulan, menurunkan nyeri perut.
2) Mengurangi kemungkinan penyakit kurang darah akibat kekurangan zat besi.
3) Mengurangi tanda atau gejala sindroma haid
4) Dapat melindungi kemungkinan penyakit radang panggul dan kanker indung telur karena progestin menyebabkan mukus serviks menebal, sehingga memepersulit penularan infeksi dari liang senggama atau serviks untuk mencapai saluran telur (penekanan ovulasi akan menyebabkan berkurangnya stimulasi dari sel epitel ovarium).
5) Mencegah terjadinya kanker endomertrium
6) Dapat digunakan pada wanita yang mempunyai penyakit darah sickle cell anemia
7) Dapat meningkatkan jumlah ASI pada ibu yang menyusui.

Indikasi Kontrasepsi Suntik
1) Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi jangka panjang atau telah mempunyai cukup anak sesuai keinginan tetapi belum ingin, belum siap atau belum bisa ikut tubektomi saat ini. Rasional : Suntikan KB adalah metoda kontrasepsi jangka panjang, efektif, dapat digunakan untuk jangka panjang (tak terbatas), pada pemakaian tidak menyebabkan permasalahan medis yang serius.
2) Klien menghendaki pemakaian kontrasepsi yang tidak perlu dipakai setiap hari atau setiap bersenggama. Rasional : Suntikan Kb tidak perlu diberikan setiap hari atau ketika akan bersenggama. Para wanita yang menghadapi permasalahan dengan pemakaian cara-cara sederhana atau pelupa dalam minum pil setiap hari dapat dianjurkan untuk memakai kontrasepsi suntik. Setelah mendapatkan suntikan, maka yang dibutuhkan peserta suntik adalah mengingat waktu suntik ulang apakah 1, 2, atau 3 bulan tergantung pada jenis kontrasepsi uang dipakai.
3) Klien tidak dapat memakai kontrasepsi yang mengandung esterogen, atau kalau meminumnya maka akan timbul gejala-gejala komplikasi pemakaian esterogen. Rasionalnya : Biasanya komplikasi atau efek samping disebabkan oleh komponen esterogen yang ada. Untuk itu, dapat dipakai suntikan KB yang hanya mengandung hormon progestin, sehingga cara ini dapat dipakai sebagai alternatif pilihan bagi peserta yang tidak tahan hormon esterogen.
4) Klien sedang menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai. Rasionalnya : Menyusui tidak akan terpengaruh dengan pemakaian kontrasepsi suntik progestin, bahkan pada beberapa penelitian didapatkan bahwa pemakaian kontrasepsi suntik akan meningkatkan kuantitas ASI walaupun pemakaian kontrasepsi hormonal bukanlah pilihan utama bagi ibu yang menyusui, pemakaiannya tidak akan menyebabkan perubahan secara klinik baik pada perumbuhan dan perkembangan BBL maupun pemakaian setelah 6 minggu persalinan.

Yang Boleh Menggunakan Suntikan Kombinasi
1) Usia reproduksi
2) Telah memiliki anak, ataupun yang belum memiliki anak
3) Ingin mendapatkan kontrasepsi dengan efektivitas yang tinggi
4) Menyusui ASI pascapersalinan lebih dari 6 bulan
5) Pascapersalinan dan tidak menyusui
6) Anemia
7) Nyeri haid hebat
8) Haid teratur
9) Riwayat kehamilan ektopik
10) Sering menggunakan pil kontrasepsi

Yang Tidak Boleh Menggunakan Suntikan Kontrasepsi
1) Hamil atau diduga hamil
2) Menyusui di bawah 6 minggu pascapersalinan
3) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
4) Penyakit hati akut
5) Usia lebih dari 35 tahun yang merokok
6) Riwayat penyakit jantung, stroke, atau dengan tekanan darah tinggi (lebih dari 180/110 mmHg)
7) Kelainan pembuluh darah yang menyebabkan sakit kepala atau migrain
8) Keganasan payudara



Waktu Mulai menggunakan Suntikan Kombinasi
1) Suntikan pertama dapat diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid. Tidak diperlukan kontrasepsi tambahan
2) Bila suntikan pertama diberikan setelah hari ke-7 siklus haid, klien tidak boleh melakukan hubungan seksual selama 7 hari atau menggunakan kontrasepsi lain untuk 7 hari.
3) Bila klien tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan setiap saat, asal saja dapat dipastikan ibu tersebut tidak hamil.
4) Bila klien pascapersalinan 6 bulan, menyusui, serta belum haid, suntikan pertama dapat diberikan, asal saja dapat dipastikan tidak hamil
5) Bila pascapersalinan lebih dari 6 bulan, menyusui, serta telah mendapat haid, maka suntikan pertama diberikan, asal saja dipastikan tidak hamil.
6) Bila pascapersalinan kurang dari 6 bulan dan menyusui, jangan beri suntikan kombinasi.
7) Bila pascapersalinan 3 minggu, dan tidak menyusui, suntikan kombinasi dapat diberi.
8) Ibu yang sedang menggunakan kontrasepsi hormonal yang lain dan ingin menggantinya dengan kontrasepsi hormonal kombinasi. Selama ibu tersebut menggunakan kontrasepsi sebelumnya secara benar, suntikan kombinasi dapat diberikan tanpa perlu menunggu haid
9) Bila kontrasepsi sebelumnya juga kontrasepsi hormonal, dan ibu tersebut ingin menggantinya dengan suntikan kombinasi, maka suntikan kombinasi tersebut dapat diberikan sesuai jadwal kontrasepsi sebelumnya

b. Suntikan Progestin (Suntik 3 bulan)
Cara Kerja
1) Mencegah ovulasi
2) Mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma
3) Menjadikan selaput lendir rahim tipis
4) Menghambat pengangkutan gamet oleh tuba
Efektivitas
Kontrasepsi suntik progestin memiliki efektivitas yang sangat tinggi, dengan 0,3 kehamilan per 100 perempuan per tahun, asal penyuntikan dilakukan sesuai jadwal dan secara teratur.

Keuntungan
1) Sangat efektif
2) Pencegahan kehamilan jangka panjang
3) Tidak berpengaruh terhadap hubungan seksual
4) Tidak mengandung esterogen sehingga tidak berdampak serius terhadap penyakit jantung, dan gangguan pembekuan darah
5) Tidak memiliki pengaruh terhadap ASI
6) Sedikit efek samping
7) Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
8) Dapat digunakan oleh perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause
9) Membantu mencegah kanker endometrium dan kehamilan ektopik
10) Menurunkan kajadian penyakit jinak payudara
11) Mencegah beberapa penyebab penyakit radang panggul
12) Menurunkan krisis anemia bulan sabit

Kekurangan
1) Sering ditemukan gangguan haid, seperti:
Siklus haid yang memendek atau memanjang
Perdarahan yang banayk atau sedikit
Perdarahan tidak teratur atau perdarahan bercak
Tidak haid sama sekali
2) Klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan
3) Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu sebelum suntikan berikutnya
4) Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
5) Tidak menjamin perlindungan terhadap penularan infeksi menular seksual, hepatitis B, atau infeksi virus HIV
6) Terlambatnya kembali kesuburan setelah penghentian pemakaian
7) Terlambatnya kembali kesuburan bukan karena terjadinya kerusakan atau kelainan pada organ genitalia, melainkan karena belum habisnya pelepasan obat suntikan dari deponya.

Yang Dapat Menggunakan Kontrasepsi Suntikan Progestin
1) Usia reproduksi
2) Menghendaki kontrasepsi jangka panjang dan memiliki efektivitas tinggi
3) Menyusui dan membutuhkan kontrasepsi yang sesuai
4) Setelah melahirkan dan tidak menyusui
5) Setelah abortus atau keguguran
6) Perokok
7) Tekanan darah kurang dari 180/110 mmHg, dengan masalah gangguan pembekuan darah atau anemia
8) Menggunakan obat untuk epilepsi atau obat tuberklosis
9) Tidak dapat menggunakan kontrasepsi yang mengandung esterogen
10) Sering lupa menggunakan pil kontrasepsi
11) Mendekati usia menopause

Kontraindikasi Kontrasepsi Suntikan Progestin
1) Hamil atau dicurgai hamil
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid
4) Menderita kanker payudara
5) Diabetes melitus




2.5.2 Kontrasepsi Suntik untuk Pria
Untuk mengendalikan kehamilan biasanya, para wanita yang menggunakan kontrasepsi. Seperti spiral, suntik, pil, dan lainnya. Tapi kini, ada suntikan pencegah kehamilan yang bisa digunakan oleh pria.
Suntikan pengendali kehamilan ini dikembangkan oleh seorang ilmuwan asal India. Ia yakin hasil temuannya berupa suntikan kontrasepsi untuk pria bisa mencegah konsepsi atau kehamilan yang tidak diinginkan.  Bahkan bisa memiliki efek tahan lama hingga 10 tahun ke depan.
Metode ini dilaporkan seratus persen manjur dan tidak memiliki efek samping. Suntikan pengendali kehamilan yang bernama RISUG ini, bisa menghambat kerja sperma.
Seorang pria bisa menyuntikkan RISUG, 15 menit sebelum melakukan hubungan intim. Setelah menyuntikan RISUG, wanita yang melakukan hubungan intim dengannya tidak akan mengalami kehamilan.
Meski ampuh, namun prosedur ini bukan prosedur yang bisa membuat penggunanya merasa nyaman. Itu karena caranya adalah memasukkan dua suntikan ke dalam skrotum. Walaupun terdengar mengerikan, para
pasangan bisa berhemat melakukan pengendalian kehamilan, karena efeknya bisa berlangsung lama hingga 10 tahun.
Cara kerja suntikan ini sederhana. Yaitu, dihadangnya sperma saat melewati 'tabung' dalam perjalanannya saat keluar dari testis. Suntikan ini tersedia dalam tabung polimer bermuatan positif.
Sedangkan, sperma memiliki muatan negatif dan diferensial muatan polime yang positif bisa menghancurkan semuanya. Menurut hukum Fisika, tidak akan ada yang tersisa. Polimer ini tidak beracun dan tidak menyumbat tabung.
Satu-satunya alasan mengapa penemuan baru ini belum menjangkau seluruh belahan dunia karena beberapa pakar seksual menilai prosedur ini sangat tidak menguntungkan. Penyuntikkan polimer yang relatif murah dan tidak membutuhkan pembaharuan apapun selama 10 tahun, serta mengurangi biaya untuk 'membeli' alat kontrasepsi.
Sebuah yayasan swasta di Amerika Serikat sedang berusaha agar metode RISUG ini mendapatkan persetujuan dan izin resmi peredaran dari pemerintah setempat. Hal ini merupakan pekerjaan yang tidak mudah bagi Parsemus, perusahaan yang memproduksi RISUG. Perusahaan tersebut juga telah menerima dana US $ 100 ribu Gates Foundation untuk mempelajari efek RISUG pada wanita.
Di India sendiri, RISUG hanya tinggal menunggu waktu untuk mendapat persetujuan. Percobaan untuk tahap akhir pada studi ini diuji pada pria dan kemungkinan produk ini akan tersedia beberapa tahun lagi.

2.6 Metode Kontrasepsi Pil
Pil kontrasepsi adalah hormon steroid yang dipakai untuk keperluan kontrasepsi dalam bentuk pil.
Kontrasepsi menggunakan pil juga disebut kontrasepsi oral, tipenya adalah meminum pil yang mengandung hormon yang bisa mencegah ovarium perempuan mengeluarkan sel telur sehingga mencegah kehamilan. Perempuan yang menggunakan kontrasepsi ini harus mengkonsumsi pil tersebut setiap hari, bahkan pada waktu yang sama setiap harinya.
Pil kontrasepsi merupakan alat kontrol kelahiran yang paling dapat dipercaya dan tetap tidak mengurangi sensasi terhadap pasangan. Keuntungan lain dari kenyamanan ini adalah perempuan bisa tetap mendapatkan siklus menstruasi yang teratur dan bisa diprediksi, meskipun ada juga yang tidak mendapatkan siklus teratur. Kelemahannya adalah hormon yang terkandung dalam pil tersebut seperti estrogen dan progestin dapat menimbulkan efek samping, seperti keinginan seksual yang berubah, mual dan muntah. Perempuan yang merokok sebaiknya tidak mengkonsumsi pil ini karena bisa meningkatkan peluang pengembangan kanker tertentu.
Pil KB atau kontrasepsi oral berisi bentuk sintetis dua hormon yang diproduksi secara alami dalam tubuh: estrogen dan progesteron. Kedua hormon tersebut mengatur siklus menstruasi wanita. Pil KB bekerja dengan dua cara. Pertama, menghentikan ovulasi (mencegah ovarium mengeluarkan sel telur). Kedua, mengentalkan cairan (mucus) serviks sehingga menghambat pergerakan sperma ke rahim.
Dari sekian banyak cara, penggunaan obat oral termasuk cara yang paling banyak digunakan karena sudah lama dikenal dan efektivitasnya sebagai kontrasepsi cukup tinggi.
Pil KB sangat bisa diandalkan (efektivitasnya mencapai 99%). Pil KB juga memberikan kendali di tangan wanita untuk mencegah kehamilan. Kekurangan Pil KB adalah tidak melindungi terhadap PMS, harus diambil setiap hari sesuai jadwal (tidak boleh terlewatkan barang sehari pun agar efektif), dan menambah hormon sehingga meningkatkan risiko trombosis, penambahan berat badan, sakit kepala, mual dan efek samping lainnya. Pil KB tidak boleh diambil oleh wanita dengan kondisi kesehatan tertentu, seperti diabetes, penyakit liver, dan penyakit jantung.

Cara Kerja
Pil / tablet kontrasepsi mengandung hormon sintetik yang berfungsi untuk mencegah pengeluaran sel telur dari indung telur dan mengentalkan cairan leher Rahim. Sehingga menghambat sperma untuk masuk lebih jauh ke dalam Rahim.
Mekanisme kerja pil oral kontrasepsi :
a. Menghambat ovulasi
b. Membuat endometrium menjadi media tidak  baik untuk implantasi.
c. Lendir serviks menjadi kental.
d. Menekan perkembangan telur yang telah diibuahi.
e. Memperlambat transportasi ovum.
Seperti halnya metode kontrasepsi hormonal yang lain, pil kontrasepsi bekerja dengan ‘menganggu’ proses hormonal yang normal pada tubuh seorang wanita. Gangguan ini akan menyebabkan pematangan dan pelepasan sel telur dari indung telur akan ikut ikutan terganggu. Sel sperma tentu tidak akan berhasil membuahi sel telur bila memang tidak ada sel telur yang keluar dari indung telur.
Selain sebagai alat kontrasepsi, pil kontrasepsi juga memiliki keuntungan lain yaitu :
a. Mengurangi lamanya periode menstruasi.
b. Membantu mengurangi rasa sakit saat menstruasi.
c. Mengurangi terjadinya kista ovarium.
d. Mengurangi resiko terjadinya kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), penyakit radang panggul, anemia, rematik, kanker rahim dan kanker indung telur pada penggunaan metode KB yang lain.

Sedangkan efek samping penggunaan pil kontrasepsi antara lain :
a. Mata kabur.
b. Sakit kepala.
c. Nyeri pada persendian.
d. Batuk dan nyeri dada.
e. Sakit perut.

Ada 4 pil kontrasepsi oral:
a. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Kombinasi
Terdiri dari 21-22 pil kontrasepsi oral dan setiap pilnya berisi derivat estrogen dan progestin dosis kecil, untuk pengunaan satu siklus. Pil kontrasepsi oral pertama mulai diminum pada hari pertama perdarahan haid, selanjutnya setiap pil 1 hari 1 pil selama 21-22 hari.
Umumnya setelah 2-3 hari sesudah pil kontrasepsi oral terakhir diminum, akan timbul perdarahan haid, yang sebenarnya merupakan perdarahan putus obat.
Penggunaan pada siklus selanjutnya, sama seperti siklus sebelumnya, yaitu pil pertama ditelan pada hari pertama perdarahan haid. Kontrasepsi oral kombinasi ada 2 macam kemasan:


1) Kemasan 28 hari
7 pil (digunakan selama minggu terakhir pada setiap siklus) tidak mengandung hormon wanita. Sebagai gantinya adalah zat besi atau zat inert. Pil-pil ini membantu pasien untuk membiasakan diri minum pil setiap hari.
2) Kemasan 21 hari
Seluruh pil dalam kemasan ini mengandung hormon. Interval 7 hari tanpa pil akan menyelesaikan 1 kemasan (mendahului permulaan kemasan baru) pasien mungkin akan mengalami haid selama 7 hari tersebut tetapi pasien harus memulai siklus pil barunya pada hari ke-7 setelah menyelesaikan siklus sebelumnya walaupun haid datang atau tidak. Jika pasien merasa mungkin hamil, ia harus memeriksakan diri. Jika pasien yakin ia minum pil dengan benar, pasien dapat mengulangi pil tersebut sesuai jadwal walaupun haid tidak terjadi.

Kontra indikasi absolut pil oral kombinasi :
1) Tromboplebitis atau tromboemboli.
2) Sebelumnya dengan tromboplebitis atau tromboemboli.
3) Kelainan serebrovaskuler atau penyakit jantung koroner.
4) Diketahui atau diduga karsinoma mammae.
5) Diketahui atau diduga karsinoma endometrium.
6) Diketahui atau diduga neoplasma yang tergantung estrogen.
7) Perdarahan abnormal genitalia yang tidak diketahui penyebabnya.
8) Adenoma hepar, karsinoma atau tumor-tumor jinak hepar.
9) Diketahui atau diduga hamil.
10) Gangguan fungsi hati.
11) Tumor hati yang ada sebelum pemakaian pil kontrasepsi atau produk lain yang mengandung estrogen.

Kontra indikasi relatif pil oral kombinasi :
1) Sakit kepala (migrain).
2) Disfungsi jantung atau ginjal.
3) Diabetes gestasional atau pre diabetes.
4) Hipertensi.
5) Depresi.
6) Varises.
7) Umur lebih 35 tahun,
8) perokok berat
9) Fase akut mononukleosis.
10) Penyakit sickle cell.
11) Asma.
12) Kolestasis selama kehamilan.
13) Hepatitis atau mononukleosis tahun lalu.
14) Riwayat keluarga (orang tua, saudara) yang terkena penyakit rheumatik yang fatal atau tidak fatal atau menderita DM sebelum usia 50 tahun.
15) Kolitis ulseratif.

Keuntungan pil oral kombinasi :
1) Sangat efektif sebagai kontrasepsi.
2) Resiko terhadap kesehatan sangat baik.
3) Tidak mengganggu hubungan seksual.
4) Mudah digunakan.
5) Mudah dihentikan setiap saat.
6) Mengurangi perdarahan saat haid.
7) Mengurangi insidens gangguan menstruasi.
8) Mengurangi insidens anemia defisiensi besi.
9) Mengurangi insidens kista ovarium.
10) Mengurangi insidens tumor jinak mammae.
11) Mengurangi karsinoma endometrium.
12) Mengurangi infeksi radang panggul.
13) Mengurangi osteoporosis.
14) Mengurangi rheumatoid artritis.
15) Mengurangi kehamilan ektopik.

Kerugian pil oral kombinasi :
1) Mahal
2) Penggunaan pil harus : diminum setiap hari. Bila lupa minum akan meningkatkan kegagalan.
3) Perdarahan bercak dan “breakthrough bleeding”.
4) Ada interaksi dengan beberapa jenis obat (rifampisin, barbiturat, fenitoin,
fenilbutason dan antibiotik tertentu).
5) Tidak mencegah penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.
6) Pengguna pil kontrasepsi kombinasi memiliki risiko 1,864 kali lebih tinggi untuk terkena kanker payudara dibandingkan dengan bukan pengguna pil kontrasepsi kombinasi. Namun demikian risiko tersebut tidak signifikan sebagai faktor risiko utama terjadinya kanker payudara. Pil kontrasepsi kombinasi hanya sebagai peningkat risiko yang ringan terhadap kejadian kanker payudara

Efek samping ringan jarang namun dapat berupa :
1) Amenorea, mual.
2) Rasa tidak enak di payudara
3) Sakit kepala.
4) Mengurangi ASI.
5) Berat badan meningkat.
6) Jerawat.
7) Perubahan mood.
8) Pusing.
9) Retensi cairan, tekanan darah tinggi, komplikasi sirkulasi yang jarang namun bisa berbahaya khususnya buat perokok.




Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang tidak menyusui :
1) Mulai minum pil setelah 3 minggu post partum.
2) Jika pasien sudah 6 minggu post partum dan sudah melakukan hubungan seksual, lebih baik menunggu haidnya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan metode barier.

Cara minum pil oral kombinasi pada pasien postpartum yang menyusui:
1) Tentukan apakah hanya cara penyusuan cukup sebagai metode kontrasepsi. Jika pasien sudah haid pertama atau bayinya sudah mendapat makanan, cara penyusuan tidak cukup sebagai metode kontrasepsi.
2) Bila ibu yang menyusui butuh kontrasepsi tambahan, anjuran yang tepat :
- Kondom atau metode barier lain.
- Metode pil mini (dapat memulai 6 minggu post partum).
- Alat dalam rahim.
- Kontrasepsi mantap.
- Pil kombinasi bila metode lain tidak diterima (mulai pil kombinasi dosis rendah tidak lebih dini dari 6 jam post partum). Bila post partum lebih 6 bulan atau telah haid kembali, sebaiknya menunggu periode haid pertamanya sebelum mulai minum pil namun sementara gunakan barier.
3) Sebaiknya minum 1 pil setiap hari. Lebih baik pada saat yang sama di setiap hari.
4) Mulailah kemasan pertama pada 5 hari pertama siklus haid kecuali pil trifase diminum pada hari pertama dari siklus haid
5) Bila mengalami perdarahan saat pasien mulai minum pil diantara siklus haid dan tidak berbahaya, dianjurkan untuk melanjutkan minum pil setiap hari.
6) Jika ada rasa mual, pening atau sakit kepala karena tubuh sedang
menyesuaikan diri dengan pil tersebut, biasanya perasaan tidak enak akan menghilang setelah minum 1 atau 2 kemasan pil, cobalah minum pil saat hendak tidur atau saat makan malam. Bila perasaan tidak enak menetap, silahkan kembali ke klinik.
7) Bila paket 28 pil telah habis, sebaiknya mulai minum pil dari paket baru. Bila paket 21 pil telah habis, sebaiknya tunggu 1 minggu lalu mulai minum pil dari paket baru.
8) Bila lupa minum 1 pil sebaiknya minum pil tersebut segera setelah diingat walaupun harus minum 2 pil pada hari yang sama.
9) Bila lupa minum 2 pil atau lebih sebaiknya minum 2 pil setiap hari sampai terkejar. Sebaiknya juga menggunakan metode KB lain atau tidak melakukan hubungan seksual sampai paket pil tersebut habis.
10) Setiap kali pil tidak diminum akan meningkatkan kemungkinan hamil.
11) Bila pasien tidak mendapat 2 atau lebih siklus haid sebaiknya datang ke klinik untuk memeriksa kehamilan.
12) Bila pasien sering lupa minum pil atau sering putus minum pil, sebaiknya pasien dianjurkan menggunakan metode kontrasepsi lain.
13) Efektivitas: pil kombinasi 99,9 % efektif jika digunakan secara benar.

b. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Sekuensial
Terdiri dari 14-15 pil kontrasepsi oral yang berisi derivat estrogen dan 7 pil berikutnya berisi kombinasi estrogen dan progestin. Cara penggunaannya sama dengan tipe kombinasi. Efektivitasnya sedikit lebih rendah dan lebih sering menyebabkan hal-hal yang tidak diinginkan.

c. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Mini
Hanya berisi derivat progestin, noretindron atau norgestrel, dosis kecil, terdiri dari 21-22 pil. Cara pemakaiannya sama dengan cara tipe kombinasi.
Pil mini kadang-kadang disebut pil masa menyusui. Dosis progestin dalam pil mini lebih rendah daripada pil kombinasi. Dosis progestin yang digunakan adalah 0,5 mg atau kurang. Karena dosisnya kecil maka pil mini diminum setiap hari pada waktu yang sama selama siklus haid bahkan selama haid.


Keuntungan pil mini :
1) Sangat efektif apabila digunakan secara  benar.
2) Tidak mempengaruhi air susu ibu.
3) Nyaman, mudah digunakan.
4) Tidak mengganggu hubungan seksual.

Kerugian pil mini :
1) Mahal
2) Menjadi kurang efektif bila menyusui berrkurang.
3) “Breaktfrough bleeding” perdarahan bercaak, amenorea dan haid tidak teratur.
4) Harus diminum setiap hari (bila lupa minum maka kemungkinan hamil).
5) Gejala khusus: nyeri kepala, perubahan  mood, penambahan atau penurunan berat badan, payudara menegang, nausea, pusing, dermatitis atau jerawat, hiersutisme (pertumbuhan rambut atau bulu yang berlebihan pada daerah muka) sangat jarang.
6) Bagi wanita yang pernah mengalami kehamiilan ektopik, pil mini tidak menjamin akan melindungi dari kista ovarium di masa depan.
7) Tidak melindungi dari penyakit menular seksual, HBV, HIV/AIDS.

Kontraindikasi pil mini :
1) Wanita yang berusia lebih tua dengan perdarahan yang tidak diketahui
penyebabnya.
2) Ada riwayat kehamilan ektopik.
3) Diketahui atau dicurigai hamil melalui anamnesis, gejala atau tanda kehamilan positif.
4) Benjolan di payudara atau dicurigai kanker payudara.
5) Gangguan tromboemboli aktif (bekuan di tungkai, paru atau mata).
6) Ikterus, penyakit hati aktif atau tumor hati jinak atau ganas.


Mekanisme kerja pil mini :
1) Mengentalkan lendir serviks sehingga menghambat penetrasi sperma.
2) Mencegah ovulasi (15-40 %).
3) Mengubah motilitas tuba.
4) Perubahan pada endometrium sehingga lebih sulit terjadi implantasi ovum yang telah dibuahi.

Cara minum pil mini :
1) Pil pertama dapat mulai diminum pada hari pertama siklus haid dan metode perlindungan digunakan pada 7 hari pertama(5) atau 4-6 minggu post partum walaupun haid belum kembali.
2) Pada pasien yang telah mencapai 9 bulan post partum disarankan agar beralih ke pil kombinasi karena efektivitas pil mini menurun dengan berkurangnya menyusui.
3) Ambil pil setiap hari pada saat yang sama (misalnya pada saat makan malam) sampai habis 1 bungkus.
4) Pil-pil yang terlupakan selama 7 hari pertama :
- Bila lupa minum pil (lupa atau memuntahkan kembali) atau terlambat minum pil segera diingat dan gunakan metode perlindungan selama 48 jam.
- Bila pasien lupa minum 2 pil, minum 2 pil saat diingat dan gunakan metode perlindungan sampai akhir bulan.
- Bila pasien mengalami spotting atau perdarahan selama masa interval, tetap minum pil sesuai jadwal. Perdarahan terjadi biasanya selama bulan-bulan pertama. Atau bila mengalami nyeri perut hebat, kram atau demam maka konsul ke dokter.
5) Diberi dorongan untuk menggunakan kondom selain memakai pil mini
- Bila terdapat kemungkinan klien terpapar penyakit menular seksual, termasuk AIDS.
- Klien lupa minum pil.
- Memakai spermisid bila kondom tidak dapat diterima. Contoh pil mini: Micrinor, NOR-QD, noriday, norod menganddung 0,35 mg noretindron. Microval, noregeston, microlut mengandunng 0,03 mg levonogestrol. Ourette, noegest mengandung 0,5 mg norgeestrel. Exluton mengandung 0,5 mg linestrenol. Femulen mengandung 0,5 mg etinodial diassetat.

d. Pil Kontrasepsi Oral Tipe Pil Pascasanggama (Morning After Pill)
Berisi dietilstilbestrol 25 mg, diminum 2 kali sehari, dalam waktu kurang dari 72 jam pascasanggama, selama 5 hari berturut-turut.



















BAB III
PENUTUP

I. Kesimpulan
1. Kontrasepsi adalah pencegahan kehamilan atau pencegahan konsepsi. Untuk mencapai tujuan tersebut, berbagai cara dapat dilakukan, antara lain penggunaan pil KB/ kontrasepsi oral, suntikan atau intravaginal, penggunaan alat dalam saluran reproduksi (kondom, alat kontrasepsi dalam rahim/implan), operasi (tubektomi, vasektomi) atau dengan obat topikal intravaginal yang bersifat spermisid.
2. Metode kontrasepsi dapat dikelompokkan menurut pemakainya yaitu laki-laki atau perempuan, metodenya yaitu sederhana atau modern dan tujuan pemakaian yaitu untuk menunda kehamilan, mengatur kehamilan, atau untuk mengakhiri kesuburan.
3. Metode kontrasepsi dibagi menjadi 2, tradisional dan modern.
4. Kontrasepsi tradisional diantaranya adalah Metode kalender / Pantang berkala / Metode Ritmil dari Knaus dan Ogino (The Safe Period), Metode suhu basal, Metode Lendir serviks / Metode Ovulasi, Metode sanggama terputus (coitus interuptus), Metode laktasi (menyusui), Aborsi.
5. Metode kontrasepsi modern / Konvensional adalah Metode mekanis ; Kondom KB, Kap serviks (cervical cap), Diafragma, Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) / Intra Uterine Device (IUD). Metode hormonal ; Pil KB, Implant / susuk KB, Suntikkan KB. Metode Kimiawi ; Suppositorial, Jelly / cream / pasta, tissue, Tablet berbusa, Aerosol. Metode operatif ; Medis Operatif Wanita (MOW) / Tubektomi, Medis Operatif Pria (MOP) / Vasektomi
6. Tingkat keberhasilan serta keefektifitasan dari metode kontrasepsi adalah sangat tinggi ( secara keseluruhan diatas 99%) apabila semua pemakai mengikuti intruksi secra benar dan tepat.

II. Saran
Para pengguna kontrasepsi disarankan untuk mengikuti semua instruksi dengan benar dan tepat karena hal ini yang akan meningkatkan keefektifitasan serta keberhasilan dari metode kontrasepsi tersebut.
Kepada seluruh tenaga kesehatan supaya memberikan sosialisasi lebih mendalam dan menyeluruh kepada masyarakat tentang beberapa metode serta penggunaan secara benar dan tepat dari kontrasepsi itu sendiri. Agar adanya keefektifitasan serta keberhasilan metode kontrasepsi di masyarakat.


















DAFTAR PUSTAKA
Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepsi. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo. 2006
Cunningham FG. Mc. Donald CP, Gant FN, Leveno JK, Gilstrap CL. Family Planning. In : Williams Obstetrics 19th ed. New Jersey : Pratice-Hall International Inc. 1993. 1321-1340.
Notodiharjo, Riano. 2002. Reproduksi, Kontrasepsi, dan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Kanisius.
Pedoman Diagnosis dan Terapi Obstetri dan Ginekologi, dr. I.M.S. Murah Manoe, Sp.OG., dr. Syahrul Rauf, Sp.OG., dr. Hendrie Usmany, Sp.OG. (editors). Bagian / SMF Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin, Rumah Sakit Umum Pusat, dr. Wahidin Sudirohusodo, Makassar, 1999.
Pernoll LM, Benson CR. Contraception. In : Benson CR, Pernoll LM. Handbook of Obstetrics and Gynecology. 9th ed. New York : Mc. Graw-Hill International Inc. 1993. 1321-1340.
Saifuddin AB. Kontrasepsi. Dalam: Ilmu Kebidanan. Ed. I. Jakarta : Yayasan Bina pustaka Sarwono Prawiroharjo. 1991. 915-921.
Saifuddin AB. Djajadilaga, Afandi B, Bimo. Kontrasepsi Oral. Dalam: Buku Acuan Nasional Pelayanan Keluarga Berencana. Ed. I. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka
Sarwono Prawirohardjo. 1996. 8-25, 8-35.
Speroff L, Glass RH, Kase NG, Oral Contraception. In : Clinical Gynecologic
Endocrinology and Infertility. 5th ed. Baltimore : Williams and Wilkins. 1994: 715-763.
Harianto, Rina Mutiara, Hery Surachmat. RISIKO PENGGUNAAN PIL KONTRASEPSI KOMBINASI TERHADAP KEJADIAN KANKER PAYUDARA PADA RESEPTOR KB DI PERJAN RS DR. CIPTO MANGUNKUSUMO. Departemen Farmasi FMIPA-UI, RS. Dr.Cipto Mangunkusumo. Majalah Ilmu Kefarmasian, Vol. II, No.1, April 2005, 84 - 99

http://kuliahbidan.wordpress.com/2008/07/17/pil-kontrasepsi/
http://majalahkesehatan.com/8-metode-kontrasepsi-kelebihan-dan-kekurangan/
http://www.forumkami.net/seks/166178-inilah-berbagai-alat-kontrasepsi-punya-keuntungan-kerugian-hot.html
http://selektakapita.blogspot.com/2010/07/kontrasepsi-alamiah-pantang-berkala_05.html
http://infoseputardokter.blogspot.com/2009/06/metode-kontrasepsi-alamiah.html
http://wikimed.blogbeken.com/kontrasepsi-alamiah
http://id.88db.com/id/Knowledge/Knowledge_Detail.page/Lesson-Instruction/?kid=4534&lang=en-us
http://suryadh.wordpress.com/2009/11/12/macam-macam-alat-kontrasepsi/
http://kosmo.vivanews.com/news/read/227877-kontrasepsi-suntik-untuk-pria